Views: 66
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri sukses menyelenggarakan “Diseminasi Penguatan Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran dan Asesmen”. Kegiatan ini diikuti oleh guru Bahasa Indonesia di wilayah Kabupaten Wonogiri. Kegiatan diseminasi dilaksanakan Kamis, 31 Oktober 2024 pukul 09:00 s.d. 12:00 secara daring melalui Zoom Meeting. Bertindak sebagai host Sagiman, guru SMP Negeri 2 Tirtomoyo dan dipandu oleh moderator Suripno guru SMP Negeri 2 Bulukerto. Narasumber kegiatan diseminasi ini, Dina Wijayanti, guru SMP Negeri 2 Jatisrono,
Acara dibuka oleh host Sagiman dengan berdoa dan ucapan salam kepada seluruh peserta Kombel MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri. Host memaparkan susunan acara dan mengondisikan Meeting Room. Selanjutnya, host berkoordinasi dengan moderator Suripno untuk memandu acara.
Sriyono, Ketua Kombel MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri melaporkan rangkaian kegiatan Kombel. Dalam sambutannya beliau berharap dengan adanya kegiatan diseminasi ini, guru dapat berinovasi dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Dengan kemampuan literasi numerasi yang baik, peserta didik dapat berpikir secara rasional, sistematis dan kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dan lebih siap menghadapi perkembangan zaman.
Sambutan kedua dari Resi Hananto A.W. Koordinator MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri. Beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan pemateri, atas partisipasi dan antusiasme mereka. Beliau berharap peserta diseminasi untuk belajar maupun sharing dalam menyiapkan pembelajaran yang berbasis literasi dan numerasi, sehingga kita memberikan modal kepada peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan lanjutan dan menjalani hidup, karena kita bekali dengan keterampilan literasi dan numerasi.
Acara inti yaitu pemaparan dari Dina Wijayanti guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Jatisrono. Materi yang disampaikan tentang Penguatan Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran dan Asesmen. Pembahasan pertama, penguatan literasi dalam pembelajaran dan asesmen. Menurut narasumber perjenjangan buku adalah padu padan antara buku dan pembaca sasaran sesuai dengan tahap kemampuan membaca. Padu padan buku dengan pembaca tidak hanya untuk menguatkan kegemaran membaca, tetapi juga mendorong peserta didik menjadi pembaca yang lebih aktif dan kreatif. Strategi pembelajaran yang dapat menguatkan kompetensi literasi peserta didik, yaitu menumbuhkan minat membaca dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap bahan bacaan, mendorong kemampuan peserta didik untuk memahami, mengkritisi isi bacaan., dan mengintegrasikan kecakapan literasi dengan kegiatan pembelajaran lintas mata pelajaran.
Selain itu, pada pembahasan ini, narasumber juga menjelaskan asesmen yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang menguatkan literasi, salah satunya, yaitu guru dapat melakukan asesmen awal dengan memanfaatkan fitur AKM kelas di Platform Merdeka Mengajar. Lingkup penguatan literasi selanjutnya adalah membangun lingkungan kaya teks di satuan pendidikan, yang merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membenahi literasi melalui lingkungan belajar. Lingkungan kaya teks membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan literasi. Lingkungan kaya teks di sekolah diperlukan untuk menyediakan teks cetak yang digunakan untuk berbagai tujuan, membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan tentang bagaimana huruf, kata, kalimat, dan teks berfungsi.
Pembahasan materi selanjutnya terapan numerasi dalam pembelajaran dan asesmen. Narasumber menjelaskan pentingnya pola pikir. Ketika seseorang memahami dan mampu mengubah pola pikir mereka dan mulai percaya, bahwa mereka dapat belajar ke tingkat keterampilan yang tinggi, mereka akan berusaha mencapainya dengan mengubah cara belajar. Faktor yang dapat mempengaruhi pola pikir numerasi adalah pengkondisian lingkungan belajar yang dapat dikembangkan melalui usaha dan ketekunan, serta membentuk sikap positif dalam menerima tantangan sebagai jalan menuju sukses. Untuk mendukung pola pikir numerasi di sekolah, kita benahi lingkungan fisik, lingkungan emosional, lingkungan sosial, dan lingkungan intelektual. Contoh lingkungan fisik mendukung pola pikir numerasi, yakni sekolah menyediakan berbagai bentuk tabel, grafik, bagan, dan alat yang mendukung pola pikir numerasi, sehingga peserta didik dapat terndorong aktivitas numerasinya.
Narasumber juga membahas asesmen numerasi. Asesmen pembelajaran harus bersifat: valid, reliabel. adil, fleksibel, otentik, dan terintegrasi. Asesmen numerasi merujuk pada proses pengukuran dan evaluasi kemampuan peserta didik, baik individu atau kelompok dalam memahami dan menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika. Jenis asesmen numerasi sesuai fungsinya, meliputi Asesmen Kompetensi Minimum/AKM (kelas sebagai diagnostik), Assessment for Learning (gunakan kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar), Fokus pada (berbagai) cara penyelesaian dan penalaran yang terlibat, bukan pada jawaban akhir. Di akhir materi narasumber berpesan, bahwa untuk melakukan penguatan literasi dan numerasi di sekolah, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dalam gerak dan pikir bersama. Peran kita sebagai guru menjadi ujung tombak dalam penguatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Oleh karena itu, lakukanlah pembiasaan pembelajaran yang berbasis literasi dan numerasi di setiap pembelajaran, agar kemampuan peserta didik terasah baik saat menghadapi Asesmen Nasional.
Acara diakhiri dengan pesan motivasi dari host agar peserta diseminasi dapat mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik, karena kemampuan literasi dan numerasi yang mahir dimiliki peserta didik, akan menjadi salah satu potret tingginya mutu pendidikan.
Sri Supanti, S. Pd. (SMP Negeri 2 Ngadirojo)