Views: 0
Wonogiri – MGMP PJOK Subrayon 01 Kabupaten Wonogiri pada Sabtu, 19 September 2020 mengadakan kegiatan dengan nuansa berbeda. Pertemuan reguler yang biasanya secara tatap muka itu digelar secara virtual melalui kegiatan webinar, karena adanya pandemi covid-19. Narasumber dalam kegiatan ini adalah kepala bidang PTK SMP, pengawas SMP Dinas Pendidikan, Kebudayaan Wonogiri DAN ketua MGMP Kabupaten Wonogiri. Dengan peserta seluruh guru mapel PJOK di subrayon 01 Wonogiri. Peserta kegiatan yang masuk dalam meeting room sejumlah 37 peserta, tetapi pada riil kehadiran bisa melebihi dari jumlah itu karena ada beberapa personil yang bergabung menjadi satu di satu titik lokasi.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Drs. Bambang Priyambodo, selaku moderator kegiatan. Beliau menyampaikan tujuan kegiatan adalah agar bapak ibu guru peserta vicon dapat memahami lebih dalam tentang Pembelajaran Jarak jauh (PJJ). Selanjutnya beliau berpesan agar peserta mengikuti acara sampai selesai dan bisa mengimplementasikan apa yang di dapat dalam paparan materi dari narasumber.
Kepala Bidang PTK SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Retno Puspito Rini, S.H., M. Hum, selaku narasumber, beliau menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada MGMP mapel PJOK subrayon 01 Wonogiri yang telah melaksanakan pertemuan reguler secara vicon. “Ada lima peran guru PJOK dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemic covid-19 ini, yaitu antara lain: memastikan siswa dalam keadaan sehat secara fisik dan tetap beraktivitas fisik selama di rumah, memastikan siswa tidak mengalami trauma psikis akibat kejenuhan atau ketakutan , mendorong siswa membiasakan hidup bersih, memberikan edukasi tentang penyakit menular covid-19, dan mendorong siswa untuk tetap berolahraga sesuai bakatnya,” katanya.
Di samping tentang PJJ, beliau juga menyampaikan beberapa kriteria bagaimana menjadi guru PJOK yang ideal. Guru PJOK harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik, disiplin dalam melaksanakan tupoksinya , cekatan dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, berkepribadian yang baik, memiliki jiwa kepemimpinan, dan bermoral yang baik. Misi seorang guru tidak hanya sebatas menyampaikan ilmu, guru adalah arsitek peradaban setiap kalimat yang keluar dan tindakan yang dilakukan akan menuntun ke surga atau sebaliknya.Di akhir paparan beliau menyampaikan sebuah kutipan, “Sebaik apapun kurikulumnya jika guru tidak memiliki integritas dan profesionalitas, maka akan sama saja hasilnya. Kurikulum bisa berganti-ganti model pembelajaran boleh berubah tapi satu hal yang pasti peran guru tak kan terganti”.
Drs. Marno, M.Pd., selaku nara sumber ke dua dalam forum ini beliau menyampaikan beberapa hal kaitannya dengan perubahan paradigma proses kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Disadari atau tidak bahwa proses KBM PJOK saat ini masih terpaku pada paradigma lama.Ketidaktahuan paradigma baru ini disebabkan karena lemahnya literasi guru penjasorkes di Indonesia padahal literasi kini telah menjadi program prioritas yang digaungkan oleh pemerintah melalui Permendikbud 23 tahun 2015, tentu ini bukan aturan untuk siswa semata, namun guru-guru juga harus menjadi teladan bagi siswanya dalam menggerakk an program literasi di sekolah, guru dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat, memiliki wawasan dan konsep luas mengenai bidang keilmuannya. Jika keilmuannya tertinggal maka jangan harap menjadi guru professional, mengembangkan profesionalisme tidak bisa lepas dari aktivitas mencari ilmu. Jalan satu-satunya untuk mencari ilmu adalah dengan membaca, membaca membuka pikiran dan menajamkan keterampilan analisis terhadap suatu objek. “Objek kita adalah manusia, manusia yang terlahir dengan segala keunikan di dalamnya, jika tidak mampu memahami keunikan ini maka penjasorkes akan berdiri menjadi mata pelajaran pemanis, bukan mata pelajaran yang pokok dan integral,” paparnya.
Mengakhiri paparan beliau berpesan kepada guru PJOK untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Mulai dari kompetensi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus dimiliki seorang guru PJOK dalam rangka menjadi guru PJOK yang profesional.
Bapak Sapto Priyono, S.Pd. Selaku pemateri terakhir, dalam kesempatan ini beliau menyampaikan bahwa BDR adalah belajar dari rumah bukan belajar di rumah. Seperti halnya pembelajaran yang selama ini telah kita laksanakan, BDR juga mancakup pra pembalajaran, saat pembelajaran, dan usai pembelajaran. Bedanya adalah bahwa dalam BDR ini tetep menggunakan prosedur keselamatan pencegahan Covid-19.
Di akhir paparannya, narasumber mengajak mari kita belajar, utamanya dengan platform-platform yang akan kita gunakan dalam BDR. Bisa Google Classroom, Google Meet, Microsoft Teams, dan lain-lain