Views: 96

Wonogiri, 13 Oktober 2025. Kegiatan Workshop Pengembangan Guru Pendidikan Agama Islam yang digelar di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri berlangsung dengan penuh semangat dan harapan. Acara diawali dengan doa dan persembahan seni yang dilantunkan dengan penuh pengharapan agar seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi para peserta.

Stefani, Kasi PTK Dikdas, mengingatkan pentingnya peran guru Pendidikan Agama Islam sebagai teladan utama bagi peserta didik. Ia menekankan bahwa karakter baik adalah roh penting bagi seorang pendidik. “Jadilah guru yang bisa digugu dan ditiru, baik saat jam kerja di kelas maupun di luar jam kerja,” ujarnya. Stefani menambahkan bahwa guru PAI yang telah memiliki sertifikat pendidikan harus mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan menerapkan pola interaksi positif, baik saat mengajar di kelas maupun dalam lingkungan sekolah secara umum. Ia juga mengajak para guru untuk memanfaatkan komunitas dan MGMP sebagai sarana berbagi pengalaman dan strategi pembelajaran agar terus mengembangkan profesionalisme.

Darmawan, Ketua MGMP PAI SMP Kabupaten Wonogiri, menyampaikan ucapan terima kasih atas pengingat penting mengenai tugas utama guru Pendidikan Agama Islam. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini juga berperan sebagai pembinaan sekaligus dorongan bagi para guru PAI di Wonogiri agar semakin profesional. Darmawan memberikan informasi terkini bahwa Lomba MAPSI tingkat SMP Kabupaten Wonogiri telah sukses digelar dan peserta terpilih akan maju ke tingkat Provinsi pada 21-22 Oktober mendatang. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara MGMP PAI SMP dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri yang selama ini berjalan dengan baik, dan berharap kerjasama ini terus berlanjut demi peningkatan kualitas pendidikan agama.

Selain itu, Darmawan menekankan bahwa mendidik siswa dalam aspek ketaqwaan dan akhlak karimah merupakan prioritas utama guru Pendidikan Agama Islam. Hal ini sejalan dengan profil dimensi lulusan yang ingin dicapai. Ia juga mengingatkan guru PAI agar selalu mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan terutama terkait kokurikuler agar mampu mengimplementasikannya dengan baik di satuan pendidikan masing-masing.

Sebagai penutup, Darmawan menegaskan bahwa selain menyampaikan ilmu, guru Agama Islam juga memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik akhlak siswa. Guru diharapkan lebih peka dan porsi peran ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari tugasnya.

Mursyidi, Kasi PAIS Kementerian Agama Wonogiri yang bertindak sebagai narasumber, menantang peserta untuk merefleksikan bagaimana menjadi guru yang ideal. Ia menyebutkan beberapa karakter yang harus dimiliki guru ideal, seperti fleksibilitas, keterbukaan, kepekaan, ketekunan, dan sikap realistis. Selain itu, Mursyidi mengingatkan bahwa proses mengajar harus menyenangkan dengan menambahkan elemen ice breaking agar suasana belajar menjadi joyful. Guru Agama perlu memiliki filter kepribadian yang kuat sehingga bisa menjadi teladan yang konsisten bagi siswa dan lingkungannya.

Dengan semangat pengembangan profesionalisme, moderasi, dan karakter yang kuat, workshop ini diharapkan dapat menghasilkan guru Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya kompeten secara akademik tetapi juga mampu membentuk karakter siswa yang unggul dan berakhlak mulia.

(Awal)