Views: 61
Komunitas Belajar (kombel) MGMP Bahasa Indonesia SMP Subrayon 01 Wonogiri mengadakan “Diseminasi Penguatan Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran dan Asesmen” di SMP Negeri 3 Wonogiri, Kamis, 14 November 2024. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kecakapan literasi dan numerasi guru melalui Komunitas Belajar (kombel).
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Bahasa Indonesia, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.
Sambutan pertama dari Kepala SMP Negeri 3 Wonogiri, Ais Widayanti. Menurut Ais, guru menjadi garda terdepan peningkatan literasi dan numerasi peserta didik. Beliau menekankan pentingnya Komunitas Belajar (kombel) sebagai wadah bagi guru untuk belajar bersama, meningkatkan kecakapan literasi dan numerasi, yang muara akhirnya adalah peningkatan literasi numerasi peserta didik.
Sambutan kedua oleh Sriyono, Koordinator MGMP Bahasa Indonesia SMP Subrayon 01 Wonogiri. Dalam sambutannya, Sriyono menyampaikan bahwa peran Komunitas Belajar sebagai tempat ngangsu kawruh (menuntut ilmu) bagi guru. Setelah mendapat ilmu, guru diharapkan menerapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas literasi dan numerasi peserta didik yang hasinya dapat dibaca melalui rapor pendidikan.
Sambutan ketiga dari Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Subrayon 01 Wonogiri, Hery Susanto. Beliau berharap agar kegiatan diseminasi ini membawa dampak positif terhadap perkembangan literasi dan numerasi peserta didik. Selanjutnya, Hery mengajak para guru untuk terus berkomitmen dalam penguatan literasi dan numerasi di sekolah masing-masing.
Acara inti, pemaparan materi Penguatan Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran dan Asesmen oleh Sriyono, Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Rayon Wonogiri. Sriyono menyampakan bahwa guru adalah kunci utama dalam meningkatkan literasi dan numerasi siswa. Komunitas Belajar menjadi sarana efektif untuk membantu para guru dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran. Pertemuan Komunitas Belajar yang efektif, membantu guru menyelesaikan masalah, meningkatkan kompetensi, saling memberi ide dan masukan dalam perencanaan pembelajaran.
Menurut Sriyono, faktor-faktor yang dapat membuat siswa bersemangat dalam belajar di antaranya adalah: tersedianya layanan pendidikan yang berkualitas, pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan terciptanya kondisi lingkungan sekolah yang mendukung. Sekolah yang memberikan layanan berkualitas memiliki ciri-ciri antara lain: pembelajaran yang berpusat pada peserta didik; pendidik yang reflektif, gemar belajar, berbagi, dan kolaboratif; iklim sekolah yang aman, inklusif. dan merayakan kebinekaan; kepemimpinan yang baik dan terus menerus berfokus pada perbaikan layanan pendidikan berkelanjutan.
Narasumber menegaskan bahwa kecakapan literasi numerasi dapat dimasukkan di semua mata pelajaran. Untuk itu, guru perlu menyiapkan praktik pembelajaran yang menguatkan literasi dan numerasi melalui pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu dan dan Teks Multimodal dan Ruang Digital.
Dalam sesi tanya jawab, Ernawati, guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 6 Wonogiri, menanyakan bagaimana penerapan numerasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut narasumber, selama bisa bersinggungan dengan angka atau numerasi, maka kita bisa memanfaatkan materi untuk meningkatkan numerasi siswa. Sebagai contoh, teks recount (berita ulang). Selain muncul angka, pemanfaatan kompetensi untuk mengaitkan kejadian yang ada di sana dengan dengan teks recount itu. Contoh lain, dalam pembelajaran teks deskripsi, siswa mendeskripsikan taman sekolah, luas taman, menentukan perbandingan luas tanah yang ditanami jenis tanaman yang berbeda. Intinya, guru bisa memasukkan apapun yang menggunakan hitungan atau numerasi dalam teks dan dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari.
Diseminasi ditutup dengan pesan motivasi dari Sriyono, yang mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa kemajuan belajar semua murid adalah tanggung jawab kita bersama.
Sri Hartini, S. Pd. (Guru SMP Negeri 2 Wonogiri)