Views: 57

MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri menyelenggarakan kegiatan praktik baik secara daring melalui google meet pada Kamis, 15 Mei 2025 pukul 08:30 s.d. 11:30 dengan tema “Penerapan TGT dan mind mapping dalam pembelajaran”. Kegiatan ini diikuti guru Bahasa Indonesia SMP/MTs dari sekolah negeri maupun swasta di wilayah Kabupaten Wonogiri. Bertindak sebagai pembawa acara sekaligus moderator Sriyono, guru SMP Negeri 1 Wonogiri . Narasumber kegiatan ini, Retno Tri Utami, guru SMP Negeri 3 Satap Eromoko dan Nevita Nur Kholivah, guru SMP IT Al Huda Wonogiri.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 08:30, yang diawali dengan acara pembukaan oleh Sriyono, selaku Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan praktik baik ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan efektif. Dengan berbagi pengalaman dan strategi yang berhasil, guru dapat menyajikan pembelajaran yang lebih menarik, inovatif, dan efektif. Maka dengan kegiatan berbagi praktik baik ini, para guru bisa saling belajar bersama, berbagi pengalaman dan menimba ilmu satu sama lain. Selain itu, beliau juga mengingatkan kembali mengenai pentingnya guru mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Beliau menghimbau agar semua guru Bahasa Indonesia segera mendaftarkan diri untuk mengikuti UKBI yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2025. UKBI tidak hanya bertujuan untuk mengukur kemampuan berbahasa para guru, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Dengan mengetahui tingkat kemahiran berbahasa Indonesia guru, UKBI dapat membantu guru dalam merancang pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Praktik baik yang pertama oleh Retno Tri Utami, guru SMP Negeri 3 Satap Eromoko dengan materi kata denotasi – konotasi dalam karya fiksi dengan metode mind mapping. Narasumber memaparkan tentang penerapan mind mapping dalam pembelajaran. Mind mapping merupakan sebuah metode pembelajaran yang digunakan untuk mengorganisir ide dan informasi secara visual. Metode ini dibuat dengan cara menghubungkan konsep dan ide dengan gambar, serta kata-kata pada sekitar topik utama yang diangkat. Kelebihan metode mind mapping, salah satunya meningkatkan pemahaman konsep melalui visualisasi dan organisasi informasi. Selain itu, mind mapping dapat meningkatkan daya ingat, mendorong kreativitas, dan membuat proses belajar lebih menyenangkan. Langkah pertama pembelajaran dengan metode mind mapping, setiap kelompok diminta untuk menuliskan semua ide jawaban yang ada pada saat diskusi tanpa harus takut salah (brainstorming). Hasil diskusi akan dipresentasikan oleh tiap kelompok dengan cara diundi. Saat presentasi siswa, guru menuliskan seluruh jawaban berdasarkan kriteria yang telah disusun. Selanjutnya guru dan siswa melakukan pengambilan kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dicatat oleh guru di papan tulis.

Retno Tri Utami menyampaikan materi Kata Denotasi – Konotasi dalam Karya Fiksi dengan metode Mind Mapping.
Retno Tri Utami menyampaikan materi Kata Denotasi – Konotasi dalam Karya Fiksi dengan metode Mind Mapping.

Selanjutnya, materi yang kedua adalah “CAMEL” Analisis Majas dengan  TGT (Team Games  Tournament) yang disampaikan oleh Nevita Nur Kholivah, guru SMP IT Al Huda Wonogiri. Narasumber menyampaikan bahwa model pembelajaran TGT merupakan  kegiatan pembelajaran yang melibatkan belajar kelompok secara heterogen baik dari latar maupun prestasi akademik dan menempuh permainan (games), serta turnamen atau kompetisi tersistematis yang akan memberikan skor, klasemen, dan juara bagi individu atau kelompok yang berhasil mendapatkan skor terbaik untuk menumbuhkan rasa senang dan motivasi dalam belajar. Langkah pertama penerapan metode TGT, guru menyampaikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, dan pertanyaan yang akan digunakan dalam permainan. Kemudian pembentukan tim, siswa dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 4-5 orang dengan tingkat kemampuan yang beragam. Dilanjutkan dengan permainan. Setiap tim akan mengerjakan soal yang telah disiapkan guru dalam bentuk permainan untuk memperkuat penanaman materi. Setiap tim akan bersaing untuk menjawab pertanyaan dengan benar dalam bentuk turnamen atau kompetisi untuk mendapatkan skor. Langkah terakhir guru memberikan penghargaan kepada tim yang memiliki skor tertinggi atau mencapai kriteria tertentu. Kelebihan model TGT dapat meningkatkan keaktifan siswa dan menciptakan suasana kelas yang lebih menyenangkan karena adanya unsur permainan. Selain itu, TGT juga mendorong kerjasama, toleransi, dan rasa saling menghargai antar siswa.

Nevita Nur Kholivah menyampaikan materi “CAMEL” Analisis Majas dengan  TGT
Nevita Nur Kholivah menyampaikan materi “CAMEL” Analisis Majas dengan  TGT

Kegiatan ditutup  Sriyono, selaku pembawa acara  dengan harapan semoga kegiatan berbagi praktik baik ini  dapat  menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kualitas para guru di dalam menyajikan proses pembelajaran di era digital yang lebih menarik dan berdampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa.

Sri Supanti, S.Pd. (SMP Negeri 2 Ngadirojo)